Dalam keluarga biji-bijian, maka beras merah adalah pilihan yang lebih baik karena lebih mudah untuk dicerna oleh tubuh dibandingkan bijian yang lain dan beberapa orang tanpa menyadari punya alergi terhadap tepung (intoleran terhadap gluten). Ada dua macam beras, yakni beras merah dan beras putih. Proses penyosohan mengupas bagian dedak dari beras merah-lah yang membuatnya menjadi beras putih yang berkilau. Sayangnya, pengupasan ini berharga mahal, karena beras putih telah kehilangan banyak nutrisinya. Seperti dalam tabel berikut, merupakan perbedaan kandungan vitamin, minreal dan serat di antara kedua macam beras ini:
Beras merah (one cup) - beras putih (one cup)
Protein 4.88 g - 4.10 g
Carbohydrate 49.7 g - 49.6 g
Fat 1.17 g - 0.205 g
Dietary Fiber 3.32 g - 0.74 g
Thiamin (B1) 0.176 g - 0.223 g
Riboflavin (B2) 0.039 mg - 0.021 mg
Niacin (B3) 2.730 mg - 2.050 mg
Vitamin B6 0.294 mg - 0.103 mg
Folacin 10 mcg - 4.1 mcg
Vitamin E 1.4 mg - 0.462 mg
Magnesium 72.2 mg - 22.6 mg
Phosphorus 142 mg - 57.4 mg
Potassium 137 mg 57.4 mg
Selenium 26 mg - 19 mg
Zinc 1.05 mg - 0.841 mg
Data diperoleh dari http://www.drlam.com/opinion/brown_rice_vs_white_rice.cfm
Bagi mereka yang sedang diet, maka beras merah sudah pasti lebih superior karena mengandung lebih banyak serat, vitamin dan mineral. Bagi mereka yang mempunyai masalah insulin dan diabetes, beras putih dan produk tepungnya seharusnya dihindari layaknya sumber bencana karena dapat menyebabkan loncatan level gula darah, akibat rasio yang berlebihan antara karbohidrat dibandingkan nutrisi lain.
Oleh karena beras merah masih menyimpan minyak alami yang menyebabkan ia lebih cepat tengik dalam beberapa bulan (khsusnya dalam kondisi terbuka), maka akan lebih bijaksana untuk mengkonsumsinya dalam beberapa bulan. Minyak yang tengik menghasilkan radikal bebas yang berbahaya di dalam aliran darah, yang akhirnya menyebabkan penuaan sel tubuh kita lebih cepat.
Jangan lupa bahwa beras merah juga masih merupakan makanan kaya karbohidrat sekalipun dalam bentuk yang lebih komplek (sehingga lebih lambat mengkonversinya menjadi glukosa dalam darah kita dibandingkan beras putih). Oleh karena itulah, ia perlu dikonsumsi dalam jumlah moderat untuk menghidari penyakit yang berlaitan dengan insulin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar